Memahami cinta serupa memahami
hidup dan kehidupan, manusia dan kemanusiaannya. Ia adalah ruang jelajah yang
maha luas, persilangan absurditas dan kesederhanaan. Kepedulian adalah cinta,
kebencian adalah cinta, kekhawatiran adalah cinta: menggugah kesadaran akan
kebersamaan dan membangun daya hidup dalam semesta kehidupan. Maka, cintalah
yang membuat diri betah untuk sesekali bertahan (mengutip Umbu Landu Paranggi
dalam sajak Melodia).
Berdasarkan pemahaman
tersebut, Ayu Laksmi menggagas gerakan seni tradisi-kontemporer yang bertajuk
Satukan Cinta untuk Dunia. Inilah bentuk cinta Ayu Laksmi setelah menggelar dan
turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan kemanusiaan seperti Bali for the
World, Gema Perdamaian, Doa Bali untuk Indonesia, Pray for Japan, hingga Bakti
Sosial Penyembuhan Spiritual Indonesia, 1 Giant Mind, dan I’m an Angel.
Satukan Cinta untuk Dunia
sebagai bentuk pengagungan atas nama cinta kasih sayang merupakan sebentuk
upaya untuk mengembalikan kesejatian makna cinta pada kedudukan yang mulia:
meretas sekat dan pergesekan-pergesekan oleh perbedaan yang merupakan keniscayaan
lahiriah dan batiniah, sekaligus melebur berbagai perbedaan untuk melahirkan
harmoni masa lalu, hari ini, dan esok nanti.
Konsisten
Betapa pentingnya gerakan
cinta semacam ini bagi Laksmi. Dunia, dalam hitungan waktu terakhir, menemui
tantangannya sendiri yang berpeluang menumbuhkan cinta dalam dimensi gelapnya.
Tingginya egoisme yang berujung pada ketidakpedulian terhadap sesama selama ini
demikian mudah ditemukan. Maka, bukanlah sekedar wacana jika kemudian Laksmi
konsisten memperjuangkan gerakan yang digagasnya tersebut. Laksmi percaya,
jalan-jalan kesenian mampu mempertemukan hal-hal yang (barangkali) tak bisa
dipertemukan, menyatukan sesuatu yang (barangkali) tak bisa disatukan.
Usai menyelenggarakan Satukan
Cinta untuk Dunia di Bentara Budaya Bali pada bulan Maret dan di Halaman TVRI
Yogya pada bulan Juli 2012, kini Laksmi tengah menjelajah Eropa, seperti Belgia
dan Belanda, untuk menggemakan gerakannya tersebut. Meski harus diakui saat ini
Laksmi masih saja kewalahan mencari dukungan finansial terutama dari Pemerintah
Indonesia, kondisi tersebut tak sedikit pun menyurutkan niatnya. Laksmi tetap
melangkah. Ia tak lelah menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat di seluruh
belahan dunia untuk menebar cinta kasih dan kebahagiaan melalui karya-karyanya
(Svara Semesta), sebagai penghormatan atas hidup dan kehidupan. Seperti cinta
diberikan dunia bagi Bali, bagi Indonesia, bagi kehidupan kita.
English Version
Unite Love for the World
All the beginning will finally
end in love. Love comes and flows as a clear stream which brings our heart into
freedom to strengthen the humanity. When religions, human race, languages, and
all the differences bring frictions, it is love which unites us.
Mastering the love is like
mastering the life and living beings, human and their humanity. Love is a huge
space to explore, the combination of absurdity and simplicity. Care is love,
hatred is love, and anxiety is love: awakening awareness of being together and
building the energy of life in living universe. Maka, cintalah yang membuat
diri betah untuk sesekali bertahan (So, it is love that makes us endure to hold
out for a while (taken from Umbu Landu Paranggi’s Poem, Melodia))
Based on this understanding,
Ayu Laksmi initiated the contemporary traditional art entitled Unite the Love
for the World. These are how Ayu Laksmi shows her love by conducting as well as
participating in some social events like Bali for the World, Gema Perdamaian
(The Echo of Peace), Doa Bali untuk Indonesia (Bali Prayer for Indonesia), Pray
for Japan, Bakti Sosial Penyembuhan Spiritual Indonesia (Social Event in the
form of Social Treatment for Indonesia), 1 Giant Mind, and I’m an Angel.
Unite Love for the World is
the form of glorification in the name of love and compassion is a way to return
the meaning of true love into a noble place: breaking through the gaps and
frictions because of the differences which constitutes the absoluteness the
inner self and outer world, as well as dissolving the diversity to create a
harmony of the past, present, and future.
Consistent
This kind of love movement is
really important for Laksmi. Recently, the world has met its own challenge
which gives a chance to grow the love in its dark dimension. Selfishness that
leads to the carelessness towards others is so easy to find. Thus, it is not
only expression in the form of words that Ayu Laksmi is becoming very
consistent in struggling for the action of love she has iniciated. Laksmi
believes that arts can bring everything that cannot (probably) be met, unite
everything that cannot (probably) be united.
After conducting “Unite the
Love for the World” at Bentara Budaya Bali in March and at the yard of TVRI
Yogya in July 2012, now Laksmi is going around Europe, like Belgium and
Holland, to promote her movements of love. Although, it is still hard for Ayu
Laksmi to get financial support from Indonesian Government, she never gives up.
She keep on moving. She always tries to maintain the harmony with all people
around the world to spread out the love and happiness through her artworks
(Svara Semesta), as a tribute to life and living. It is like the love given by
the world for Bali, for Indonesia, and for our life.
Translated by: Putu Masayu
0 komentar:
Posting Komentar