CINTA merupakan rasa paling
purba dalam kehidupan manusia. Ia hadir dan mengalir, sebagai sebentuk energi
yang menguatkan sekaligus melemahkan, membuka kesadaran sekaligus
membutakannya. Definisi cinta seperti inilah yang diterjemahkan Something El dalam
album perdananya, Tragically Romantic, yang diluncurkan di Newseum, Jakarta,
beberapa waktu lalu.
Cinta itu ajaib, dan
seringkali tak terduga. Banyak hal bisa terjadi ketika diliputi rasa cinta.
Bahkan tak jarang, cinta yang dirasakan tak sejalan dengan realitas yang tengah
dihadapi. Begitu banyak aturan dan dinding-dinding yang menyekat sebuah kisah cinta.
Pertanyaan-pertanyaan tentang cinta seringkali menghinggapi benak setiap insan.
Salah satu lagu Something El berjudul Adakah yang Salah yang sekaligus menjadi
single Tragically Romantic berupaya menerjemahkan realitas tersebut.
adakah yang salah dengan cintaku
adakah yang salah dengan rasaku
aku suka dia, dia pun juga
tapi tak boleh bersama
Atau simak pula dalam lagu
Love’d. Keajaiban cinta nampak pada lagu berbahasa Inggris yang mengisahkan
tentang seorang anak mencintai calon ayah tirinya sendiri. Meski masih
terbilang tabu, hal-hal seperti ini sebenarnya tengah dan telah terjadi dalam
masyarakat.
yes, i know tomorrow
i should call you daddy
coz my mom loves you
and you will marry her
but oh daddy i really in love with you
when i say i'm in love that is you
i'm in love with you
Kesederhanaan lirik menjadi
salah satu kekuatan Something El. Mereka berusaha mendekatkan diri dengan para
pendengarnya, “mengulas” realitas dengan bahasa yang ringan, takaran musik
simple akustik yang sederhana nan segar, sehingga tak perlu mengernyitkan
kening untuk lebih memahami maknanya.
Jika dicermati dari lagu,
lirik, dan garapan musikalitasnya, Something El berhasil membebaskan diri dari
godaan meng-indah-indahkan sebuah karya. Karena pada prinsipnya, sebuah karya yang
baik adalah buah daya tanpa upaya melakukan pengingkaran-pengingkaran atas
keberadaannya. Dalam konteks ini adalah, bagaimana keikhlasan untuk membiarkan
karya-karya yang tercipta tetap terjaga utuh, dengan mengabaikan selera
mayoritas pasar sehingga tidak terjebak dalam industrialisasi yang kini tengah
berlangsung dalam dunia industri musik Indonesia.
Ladrina Bagan (vocal),
mengatakan cinta dalam karya Something El merupakan sebuah perpaduan yang dapat
dikatakan sempurna, dengan racikan yang tepat pula segar. Jika bisa
diibaratkan, kisah cinta dalam Tragically Romantic Something El merupakan
kombinasi rasa sempurna dalam secangkir kopi: sedikit pahit, namun diminati dan
tetap mampu dinikmati setiap saat. Ia merupakan harmonisasi perbedaan yang
saling bersinergi sehingga menghasilkan “rasa” yang diinginkan, tergantung
kepiawaian dalam menempatkan, meramu dan menerjemahkan setiap rasa yang ada.
Sementara Lutphi Alman
(gitar/kibord) berkeyakinan, setiap musik memiliki penikmatnya tersendiri. Ia
pun tak ragu meramu musik sesuka hati, menuangkan idealisme dan rasa yang
muncul ketika pembuatan lagu maupun saat proses rekaman berlangsung, dengan
membuka diri meleburnya setiap genre musik yang ada dalam karya-karya Something
El.
0 komentar:
Posting Komentar